Kunjungan ke Dokter? Seharusnya Siapkan Ini dengan Komplit


Beberapa kali aku temui pasien-pasien yang mampir untuk kunjungan kembali maupun kunjungan pertama kali, mengalami sebagian rintangan yang sedikit bermakna dikarenakan lupa membawa beberapa dokumen.
Dokumen selanjutnya bahkan terkadang yang sifatnya kudu seperti untuk proses administrasi, atau tidak mesti tetapi sanggup mendukung memperlancar sistem pengecekan yang dilakukan. Misalnya kartu asuransi kesehatan, surat resume pulang waktu opname sebelumnya, hasil kontrol penunjang yang telah dilakukan, dan lainnya.


Beberapa pasien terhitung kadangkala kebingungan ingin menceritakan keluhannya karena keluhan yang dirasakan ada banyak. Mulai berasal dari yang dirasakan sekarang, lebih dari satu sementara yang lalu, yang dirasakan dulu, hingga pernah sekali. Berikut sebagian hal yang sebaiknya dipertimbangkan untuk dipersiapkan sebelum akan datang ke sarana kesehatan:


1. Kronologi dari keluhan penyakit.


Saat pasien singgah ke dokter untuk pertama kali, yang bakal ditanyakan dokter adalah keluhan utama, yaitu keluhan yang mempunyai pasien ke dokter. Pasien bisa berkunjung ke dokter dengan lebih dari satu keluhan secara bersamaan.  Namun sebaiknya ceritakanlah keluhan satu persatu diawali berasal dari keluhan utama, yaitu yang paling berat dirasakan agar mesti singgah berobat, yang paling mengganggu kesibukan dan kualitas keseharian.
Dari keluhan utama ini dokter dapat menggalinya dengan sebagian pertanyaan. Sebaiknya diingat kapan pertama kali keluhan ini dirasakan, apakah timbul mendadak atau perlahan memberat, adakah yang mempengaruhi berat-ringannya keluhan, karakteristik keluhan, dsb.


Setelah keluhan utama tergali, dokter dapat bertanya tentang keluhan tambahan atau keluhan lain yang dirasakan. Di sini kita boleh menjelaskan beberapa keluhan lain yang kita rasakan. Dari keluhan tambahan selanjutnya dokter akan menggali ulang bersama mengajukan lebih dari satu pertanyaan. Dokter bakal menilai keluhan-keluhan berikut berhubungan atau tidak untuk mengerucutkannya dan menegakkan sebuah diagnosis penyakit. Diagnosis ini masih punya lebih dari satu kemungkinan, agar mungkin akan dilaksanakan pengecekan penunjang layaknya laboratorium dan lainnya.


Sebaiknya diceritakan sekiranya dulu dulu mengalami penyakit yang sama, terkecuali dulu berobat atau ditunaikan tindakan seperti operasi. Riwayat penyakit yang diderita layaknya darah tinggi, kencing manis, atau penyakit lainnya termasuk diceritakan. Informasi kecuali keluarga dulu menderita riwayat penyakit yang mirip atau dulu menderita penyakit lainnya  terhitung akan bernilai.


2. Obat yang sedang dikonsumsi belakangan ini.


Jika sedang mengonsumsi obat, baik itu dari pengobatan jangka panjang atau swamedikasi yang dibeli sendiri, cobalah mengingat nama obat atau karakteristik obat yang tengah  dikonsumsi tersebut. Jika perihal tersebut menyulitkan, bawalah bungkus obat-obatan yang belakangan ini tengah dikonsumsi atau sebenarnya udah rutin dikonsumsi di dalam jangka sementara lama. Jika terkandung resep berasal dari luar dikala tengah berobat, bawalah resep tersebut.


Informasi ini bakal berfaedah untuk menilai apakah obat-obatan berikut bakal diteruskan atau dihentikan. Karena kalau berjalan polifarmasi atau terlampau banyak konsumsi obat didalam kala sejalan tanpa menilai reaksi antara obat-obatan tersebut, bisa mungkin satu model obat bakal merubah penyerapan dan metabolisme obat lain di di dalam tubuh. Sehingga bakal lebih baik untuk diberitakan kepada dokter terkecuali sedang konsumsi obat lain.


3. Hasil kontrol laboratorium terbaru.


Bila sebagian saat terakhir ini Anda baru saja melaksanakan pengecekan laboratorium, bawalah hasil selanjutnya walaupun kontrol dijalankan di layanan kesegaran lain. Hal ini dapat terlampau membantu karena pada lebih dari satu masalah kala terkandung hasil laboratorium yang terbaru, pasien tidak harus ulangi pemeriksaan yang mirip kendati di sarana kebugaran yang berbeda. Namun pada sebagian kasus, barangkali pengecekan laboratorium dapat selalu dilakukan, dan hasil pengecekan yang pada mulanya bakal dijadikan referensi pembanding untuk menyaksikan pertumbuhan yang terjadi.


4. Hasil kontrol penunjang lainnya (radiologi, patologi anatomi, dsb) yang relevan.


Jika terdapat hasil kontrol radiologi layaknya rontgen, CT scan, MRI, atau penunjang lainnya  seperti kontrol EKG (rekam jantung), echo jantung (USG jantung), hasil patologi anatomi (analisa berasal dari jaringan yang diambil), atau hasil pemeriksaan penunjang apapun yang berkenaan bersama dengan penyakit yang kini diderita, sebaiknya dibawa.


5. Catatan kehamilan untuk bumil dan catatan tumbuh kembang untuk anak.


Bumil (Ibu hamil) dan si kecil umumnya miliki buku catatan bernama buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Buku KIA ini berwarna merah muda, banyak ada di Posyandu, Polindes/Poskesdes, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, bidan, dan rumah bersalin. Cakupan KIA tentang bersama dengan kebugaran ibu hamil, ibu bersalin, bayi baru lahir, bayi dan anak balita.


Buku ini terlalu berfaedah bagi Ibu dan anak, juga bagi tenaga kesegaran yang memberikan pelayanan. Selain punya kandungan materi-materi kesegaran Ibu dan anak yang penting, buku ini punyai kolom catatan kebugaran bumil dan si kecil. Kolom-kolom tersebut, mempermudah dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk memantau riwayat kesehatan dan pemeriksaan sebelumnya baik bumil maupun si kecil.


6. Surat rujukan.


Surat ini mesti hukumnya untuk dibawa kala kami berkunjung ke fasilitas kesegaran rujukan. Tentu dibutuhkan seandainya kami menggunakan layanan kesehatan yang bersistem rujukan berjenjang seperti pada asuransi kebugaran pemerintah. Bila Anda memanfaatkan jalur umum dengan kata lain tidak menggunakan asuransi kesegaran (menggunakan biaya sendiri), maka surat rujukan tidak diperlukan karena bisa segera menuju fasilitas kesehatan yang diinginkan.


7. Surat resume pulang sehabis rawat inap.


Setelah seorang pasien selesai meniti rawat inap di tempat tinggal sakit, sepulangnya ia bakal diberikan surat resume pulang yang memuat "ringkasan cerita" selagi berada di tempat tinggal sakit. "Ringkasan cerita" itu jadi dari anamnesis atau wawancara sementara pertama kali datang, diagnosis kala dirawat, tindakan apa saja yang dilakukan, dan juga obat apa saja yang udah diberikan.


8. Kartu asuransi kesegaran BPJS maupun swasta dan dokumen identitas.


Ini komponen yang tentu paling kritis dalam laksanakan administrasi di layanan kesegaran tujuan. Dokumen yang tentu kudu dipersiapkan di antaranya fotokopi kartu tanda penduduk, kartu keluarga, kartu asuransi (BPJS atau lainnya). Untuk kartu asuransi seperti BPJS sebaiknya dibawa termasuk yang asli.


Itulah serangkaian persiapan yang sebaiknya dilengkapi sebelum saat berkunjung ke sarana kesehatan sehingga proses administrasi dan pemeriksaan kebugaran berjalan lancar luncur. Semoga artikel ini bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *